Korban Kerusuhan Perguruan Silat di Ngadiluwih Kediri berjumlah 24 Orang

Korban Kerusuhan Perguruan Silat di Ngadiluwih Kediri berjumlah 24 Orang
berita kriminal
Korban Kerusuhan Perguruan Silat di Ngadiluwih Kediri berjumlah 24 Orang Info Kediri Raya - 06 January 2023, 21:57 WIB

Korban Kerusuhan Perguruan Silat di Ngadiluwih Kediri berjumlah 24 Orang.

Tindakan anarkistis yang dilakukan massa dari PSHT dini hari (5/1) kemarin, sedikitnya membuat 24 warga Dusun Tegalrejo, Desa Wonorejo, Ngadiluwih menjadi korban. Tidak hanya merusak bangunan rumah dan tempat berjualan, kelompok massa tersebut juga memukul dan membakar motor milik warga.

Data yang dihimpun koran ini, ada tiga warga yang kena sasaran kekerasan fisik. Kemudian empat unit motor dirusak, dan satu unit motor dibakar. Selanjutnya, 18 warga lain menjadi korban keberingasan massa seperti perusakan jendela kaca, asbes, dan pot bunga.

Tidak hanya itu, kelompok massa itu juga merusak warung serta kios bensin warga, gerobak dan rombong mi, hingga pagar. Ada pula yang menyasar neon box untuk papan nama dan genting saat melampiaskan kemarahannya.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Kediri Yuli Marwantoko mengungkapkan, kelompok massa yang datang ke Ngadiluwih itu didominasi oleh anak-anak muda. “Informasi yang kami terima, mereka datang dari luar Kediri,” ujar pria yang baru dilantik sebagai kepala bakesbangpol Rabu (4/1) lalu itu.

Meski beberapa spot menuju ke Kecamatan Ngadiluwih sudah ditutup, mereka tetap bisa masuk ke lokasi. Untuk mencegah kejadian serupa, Yuli mengaku akan berkoordinasi dengan Kesbangpol Pemprov Jatim. Tujuannya, mencegah gesekan di tiap daerah.

Misalnya, potensi gesekan yang melibatkan wilayah sekitar Kediri, mulai dari Nganjuk, Tulungagung, Blitar, dan Trenggalek akan diantisipasi. “Jadi tidak hanya Kediri saja, semua wilayah perlu duduk bersama,” terang Yuli.

Pendekatan lain yang perlu dilakukan menurutnya adalah lewat jalur pendidikan. Terutama menumbuhkan kembali pendidikan moral. Sehingga, anak-anak muda bisa mendahulukan adab setiap melakukan tindakan.

Kabid Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Kesbangpol Saifudin Zuhri menambahkan, perlu keterlibatan tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk mengurangi tindakan anarkistis anak-anak muda tersebut. “Kelompok-kelompok ini perlu dirangkul. Dibina untuk tindakan positif,” bebernya.

Sisi positif dari anak-anak muda itu menurut Saifudin adalah kebersamaannya. Jika potensi itu dikelola dengan baik, insiden yang terjadi di Ngadiluwih itu bisa dicegah. Pendekatannya harus dilakukan di semua perguruan silat “Yang perlu dibenahi itu individu-individu kelompok. Bukan organisasinya,” tegas Saifudin.

Untuk diketahui, Pemkab Kediri melalui dinas sosial (dinsos) masih menunggu data komplet dari desa dan kecamatan terkait jumlah korban akibat tindakan anarkistis tersebut. “Pemkab pasti akan beri perlindungan,” kata Plt Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Dyah Saktiana kepada koran ini.

Mereka yang menjadi korban tetap akan dibantu sesuai dengan kebutuhannya. Jika ada korban yang mengalami kerusakan gerobak mi dan kerusakan lainnya, nanti akan dilakukan asesmen.

Perempuan yang akrab disapa Nana itu mengaku akan mengirimkan tim. Sehingga, korban bisa mendapat bantuan sesuai kerugian yang diderita.

“Kerugian yang dialami korban nanti pasti akan beda-beda,” beber perempuan yang secara definitive menjabat kepala Bagian Ekonomi Pemkab Kediri ini.

Redaksi Jawa Pos - Radar Kediri